Menolak Juara Grup, Rafa?
Rafa Benitez
Liverpool - Duduk di posisi juara grup menjadi incaran banyak klub yang lolos ke babak 16 besar. Namun buat Rafael Benitez hal tersebut tak terlalu dipikirkannya, dia malah menganggap misi Liverpool sudah selesai.
Gol tunggal Steven Gerrrard ke gawang Marseille tak cuma memastikan Liverpool meraih kemenangan 1-0. Hasil tersebut juga mengantar The Reds lolos ke babak 16 besar dengan untuk sementara berada di posisi kedua di bawah Atletico Madrid.
Dengan masih ada satu laga tersisa menghadapi PSV Eindhoven, Liverpool berpeluang menjadi juara Grup D. Kondisi mana akan sedikit-banyak menguntungkan mereka karena di babak perdelapanfinal akan dipertemukan dengan klub penghuni posisi runner up dari grup lain.
Namun persoalan puncak klasemen ternyata bukan sesuatu yang penting buat pelatih Spanyol itu. Baginya lolos ke knock out berarti misinya untuk sementara sudah selesai.
"Kami tidak memainkan pertandingan terbaik kami, tapi kami berhasil mencetak gol. Kami punya beberapa peluang dari serangan balik, tapi pekerjaan kini sudah selesai, dan itu adalah hal yang terpenting. Jelas sekali kalau kami sedikit tegang karena harus menang untuk bisa lolos, sekarang yang kami pikirkan adalah soal Premier League," ungkap Rafa seperti diberitakan Skysport.
Bukannya Rafa tak mau bertemu dengan lawan yang relatif lebih mudah. Sejak menangani The Kop tahun 2004 lalu dia sempat mengantar Liverpool jadi juara grup namun kemudian justru kalah di babak 16 besar (musim 2005/06). Sementara saat menjadi runner up fase grup di tahun 2004/05, gelar juara malah bisa didapat.
"Kami tahu kami lolos dan tinggal berpikir bagaiman menjuarai grup. Tapi saya sudah katakan tiga tahun lalu saat kalah atas Benfica (di babak 16 besar), dan saat tak jadi juara grup kami malah menang. Kami ingin memenangi pertandingan terakhir, lihat saja pendekatan kami terhadap pertandingan tersebut," pungkas dia.
Gol tunggal Steven Gerrrard ke gawang Marseille tak cuma memastikan Liverpool meraih kemenangan 1-0. Hasil tersebut juga mengantar The Reds lolos ke babak 16 besar dengan untuk sementara berada di posisi kedua di bawah Atletico Madrid.
Dengan masih ada satu laga tersisa menghadapi PSV Eindhoven, Liverpool berpeluang menjadi juara Grup D. Kondisi mana akan sedikit-banyak menguntungkan mereka karena di babak perdelapanfinal akan dipertemukan dengan klub penghuni posisi runner up dari grup lain.
Namun persoalan puncak klasemen ternyata bukan sesuatu yang penting buat pelatih Spanyol itu. Baginya lolos ke knock out berarti misinya untuk sementara sudah selesai.
"Kami tidak memainkan pertandingan terbaik kami, tapi kami berhasil mencetak gol. Kami punya beberapa peluang dari serangan balik, tapi pekerjaan kini sudah selesai, dan itu adalah hal yang terpenting. Jelas sekali kalau kami sedikit tegang karena harus menang untuk bisa lolos, sekarang yang kami pikirkan adalah soal Premier League," ungkap Rafa seperti diberitakan Skysport.
Bukannya Rafa tak mau bertemu dengan lawan yang relatif lebih mudah. Sejak menangani The Kop tahun 2004 lalu dia sempat mengantar Liverpool jadi juara grup namun kemudian justru kalah di babak 16 besar (musim 2005/06). Sementara saat menjadi runner up fase grup di tahun 2004/05, gelar juara malah bisa didapat.
"Kami tahu kami lolos dan tinggal berpikir bagaiman menjuarai grup. Tapi saya sudah katakan tiga tahun lalu saat kalah atas Benfica (di babak 16 besar), dan saat tak jadi juara grup kami malah menang. Kami ingin memenangi pertandingan terakhir, lihat saja pendekatan kami terhadap pertandingan tersebut," pungkas dia.
